sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

VLGC Pertamina Gas II Kibarkan Merah Putih Saat Loading Perdana LPG di Amerika Serikat

Economics editor Fahmi Abidin
11/10/2021 17:55 WIB
Kapal Pertamina Gas 2 (PG 2) yang dioperasikan oleh PIS melakukan pelayaran perdana untuk mengangkut kargo LPG dari benua Amerika.
VLGC Pertamina Gas II Kibarkan Merah Putih Saat Loading Perdana LPG di Amerika Serikat. (Foto: PIS/Advertorial)
VLGC Pertamina Gas II Kibarkan Merah Putih Saat Loading Perdana LPG di Amerika Serikat. (Foto: PIS/Advertorial)

“Mudah-mudahan pencapaian ini menjadi langkah awal dan menumbuhkan kepercayaan diri untuk melebarkan sayapnya di industri pelayaran global,” ujar Capt. Dasuki.

Selama masa konstruksi PG 2 dibangun dibawah bendera Panama dan LR class, namun seiring dengan waktu dilakukan reflagging ke bendera Indonesia guna mendukung kapal bendera Indonesia dari grey list ke White list dan sekarang ini PG 2 dibawah class BV dan BKI.

Kapal buatan perusahaan Hyundai-Korea Selatan pada 2014 tersebut melakukan pelayaran guna membawa LPG sebagai supply kebutuhan energi nasional. Pada masanya, Kapal PG 2 menjadi kapal terbesar di dunia dari sisi kapasitas yaitu dengan Length Overall 225.81m, bervolume 82,472.6, DWT 54,683.2 ton pada draft 11.92 m.

Kapal PG 2 mampu berlayar 20.000 nautical miles (1 NM = 1,852KM) tanpa pengisian bahan bakar dengan kecepatan 16.8 knot. Desain khusus yang disiapkan oleh PIS sendiri adalah dengan flexible cargo manifold arrangement; cargo handling LVVL (Liquid Vapor Vapor Liquid) atau VLLV (Vapor Liquid Liquid Vapor). Dengan konfigurasi tersebut maka PG 2 dapat melayani operasional dengan fleksibilitas tinggi terhadap spesifikasi konfigurasi manifold terminal.

Rute yang ditempuh Kapal PG 2 adalah melalui rute Tanjung Sekong (Indonesia) –Tanjung Harapan (Afrika Selatan) – Freeport Texas (Amerika Serikat). Rute tersebut melewati rute Afrika Selatan Cape of Good Hope (Tanjung Harapan), yang pada abad ke-15 digunakan oleh pelaut Portugal. Rute ini juga disebut sebagai Cape of Storm (Tanjung Badai), sesuai dengan reputasi cuaca ekstrim yang sering terjadi di rute ini, akibat pertemuan arus hangat dari timur Samudra Hindia dengan arus dingin dari utara Samudra Atlantik. (Adv)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement