IDXChannel - Pemda Kabupaten Bandung Barat (KBB) terus mempersiapkan sarana prasarana pendukung sebagai upaya mendorong Geopark Rajamandala agar statusnya diakui sebagai geopark nasional.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), KBB, Heri Partomo mengatakan, kepastian status lahan menjadi indikator utama sebelum satu kawasan ditetapkan menjadi geopark nasional.
Saat ini pihaknya tengah menginventarisasi lahan dan kawasan geosite untuk menyusun masterplan atau cetak biru Geopark Rajamandala. Ini dikarenakan di geopark tersebut lahannya ada yang milik perusahaan BUMN, pemerintah desa, hingga pribadi.
"Soal status lahan ini penting karena jadi indikator utama masuk geopark nasional. Jadi perlu dukungan semua pihak seperti desa, Perhutani, hingga PT Indonesia Power," ucapnya, Selasa (12/7/2022).
Guna memastikan statusnya jelas, pihaknya harus duduk bersama dengan pemilik lahan. Melakukan kerja sama hingga membuat skema hibah lahan seperti yang telah dilakukan di situs Goa Pawon. Mengingat cakupan wilayah Geopark Rajamandala ada di empat kecamatan.
Selain soal lahan, lanjut dia, ada tahapan lain supaya Geopark Rajamandala mendapat sertifikat nasional. Seperti pembuatan tim geopark hingga batas zona konservasi. Sebab geopark harus ada keterkaitan dengan geodiversity, biodiversity dan cultural diversity.
Menurutnya geopark ini bisa jadi daya tarik pariwisata unggulan yang bisa memberikan kontribusi signifikan bagi kunjungan wisatawan. Geopark Rajamandala sendiri mencakup Stone Garden, Tebing Hawu, Tebing 125, Pabeasan, Curug Halimun, Sanghyang Heuleut, Sanghyang Tikoro, Sanghyang Poek, Sanghyang Kenit, dan Cikahuripan.