sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wacana Tiket Borobudur Rp750 Ribu, Akademisi: Jangan Sampai Masyarakat Pilih ke Luar Negeri

Economics editor Arif Budianto/Kontributor
06/06/2022 17:47 WIB
Akademisi Unpad beri pernyataan terkait wacana tiket Candi Borobudur bakal dipatok Rp750 ribu.
Wacana Tiket Borobudur Rp750 Ribu, Akademisi: Jangan Sampai Masyarakat Pilih ke Luar Negeri (Dok.MNC)
Wacana Tiket Borobudur Rp750 Ribu, Akademisi: Jangan Sampai Masyarakat Pilih ke Luar Negeri (Dok.MNC)

IDXChannel- Akademisi Universitas Padjadjaran (Unpad) Evi Novianti menilai, rencana pemerintah menaikkan tarif masuk Borobudur menjadi Rp750.000 kurang tepat. Meskipun bertujuan untuk konservasi, pemerintah perlu mempertimbangkan lebih lanjut mengenai wacana kenaikan ini. 

“Saya kurang setuju kalau itu dibebankan ke wisatawan mancanegara dan nusantara. Boleh naik asalkan jangan terlalu tinggi,” kata Evi saat diwawancarai Kanal Media Unpad dalam siaran persnya, Senin (6/6/2022). 

Evi menilai, rencana pembebanan tarif untuk menaiki Candi Borobudur terbilang mahal bagi wisatawan domestik. Padahal, hadirnya wisatawan domestik justru menjadi daya tarik untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar kawasan wisata. 

“Jangan sampai wisatawan nusantara beranggapan lebih baik ke luar negeri daripada menikmati destinasi wisata Indonesia,” tuturnya. 

Di sisi lain, konservasi diperlukan untuk menjaga kelestarian cagar budaya yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO tersebut. Meski begitu, upaya konservasi jangan sampai dibebankan kepada wisatawan. 

“Upaya konservasi memang membutuhkan dana yang cukup tinggi. Sebaiknya ada subsidi silang dari sektor yang lain,” tambahnya. 

Kebijakan pembatasan pengunjung untuk naik ke atas dinilai lebih efektif untuk upaya konservasi. Pembatasan ini lebih membuat penataan dan tata kelola wisata di Candi Borobudur dapat lebih terorganisir. 


“Sekarang semua serba reserve, dan wisman serta wisnus sudah mulai paham juga dengan teknologi. Berarti berkelanjutan dengan akses internet serta prasarana lain yang belum ada bisa saling mendukung,” terangnya. 

Ketua Program Studi Magister Pariwisata Berkelanjutan Unpad ini menjelaskan, ada metode yang bisa dilakukan sebagai upaya melestarikan Candi Borobudur. Metode tersebut adalah kerja sama Hexahelix. Kerja sama Hexahelix bertujuan mendeskripsikan, menganalisis peran dan interaksi, serta model dari helix pemerintah, industri, masyarakat, akademisi, media, dan wisatawan pada tata kelola pariwisata. Melalui kerja sama ini, seluruh pihak dapat saling bahu membahu dalam melakukan tata kelola pariwisata yang baik. 


Menurut Evi, model kerja sama ini baik diterapkan dalam mendukung penguatan destinasi wisata, khususnya wisata budaya. Saat ini, konsep wisata sejarah ataupun budaya sudah mulai digencarkan di masyarakat. Selain itu, edukasi akan pentingnya menjaga kelestarian warisan budaya juga perlu dilakukan kepada wisatawan. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement