"Hal yang simpel saja, misalnya, para lulusan baru rata-rata bahkan tidak tahu konten apa saja yang perlu mereka cantumkan dalam resume atau CV (curriculum vitae) saat melamar kerja. Mereka tidak tahu perusahaan ini butuh informasi apa saja terkait kompetensi mereka. Akhirnya, karena (CV) tidak sesuai, jadi tidak diterima (kerja). Ini kondisinya," tutur Benjamin.
Guna mengatasi hal tersebut, Benjamin pun menyebut perlunya upaya sinergi dan kolaborasi seluruh stakeholders untuk merumuskan sistem dan konsep bersama agar proses perekrutan karyawan, terutama dari lulusan baru, dapat lebih maksimal dan solustif. Seluruh stakeholders tersebut meliputi pihak universitas, pemerintah hingga dunia usaha sebagai end user dari tenaga kerja terkait.
"Termasuk juga (perusahaan) startup yang saat ini banyak sekali. Sistem kerjanya saja beda (dengan perusahaan konvensional). Sehingga kebanyakan fresh graduate tidak tahu skill apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi karyawan di startup. Jadi memang perlu sinergi semua pihak," tegas Benjamin. (TSA)