sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wamenkeu II Proyeksi Ekonomi Global Melambat ke 2,7 Persen di 2025-2026

Economics editor Suparjo Ramalan
03/10/2024 12:02 WIB
Wamenkeu II Thomas Djiwandono memproyeksi pertumbuhan ekonomi global dalam dua tahun mendatang atau periode 2025-2026 melambat ke 2,7 persen.
Wamenkeu II Proyeksi Ekonomi Global Melambat ke 2,7 Persen di 2025-2026. (Foto: Tangkapan layar Youtube Kemenkeu RI)
Wamenkeu II Proyeksi Ekonomi Global Melambat ke 2,7 Persen di 2025-2026. (Foto: Tangkapan layar Youtube Kemenkeu RI)

IDXChannel - Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono memproyeksi pertumbuhan ekonomi global dalam dua tahun mendatang atau periode 2025-2026 melambat. Dia bahkan menyebut makro ekonomi dunia berada di level 2,7 persen.

Pernyataan ini dilontarkan pria yang akrab disapa Tommy itu dalam gelaran Islamic Public Finance Role and Optimization, di Jakarta, Kamis (3/10/2024). Menurutnya, ketidakpastian situasi ekonomi global akan berlanjut ke 2025, dan 2026. 

“Izinkan saya memulai dengan menyampaikan sorotan singkat mengenai situasi ekonomi global. Perkembangan ekonomi global 2024-2025 tetap tidak pasti dan menentu, dengan perkembangan lambat. Pertumbuhan ekonomi global tetap pada 2,6 persen di tahun 2024, sebelum kemudian naik 2,7 persen di tahun 2025-2026,” ujarnya. 

Menurutnya, ekonomi yang tumbuh diperkirakan hanya naik per satu persen dari 2024-2025 itu masih cukup melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi global pada 2023.

Selain ketidakpastian situasi global dunia, pelambatan ekonomi disebabkan oleh dalamnya fragmentasi ekonomi dengan banyak konsekuensi negatif yang berdampak pada stabilisasi rantai pasok dan perdagangan global.

“Ini merupakan situasi yang mengkhawatirkan dan bisa menjadi hal yang mengundurkan progres yang seharusnya kita dapatkan,” kata dia

Menurutnya, paradigma ekonomi Islam dapat memberikan wawasan dan solusi yang sangat bermanfaat untuk tantangan-tantangan tersebut. Meski begitu, Thomas belum merinci lebih jauh lagi. 

“Forum  ini akan mendiskusikan salah satu dimensi paling penting dalam ekonomi islam yaitu islamic public finance, seperti yang disampaikan dalam tema utama konferensi kita,” ujarnya.

“Topik ini sangat relevan dan menarik mempertimbangan tidak hanya berkembangannya komunitas muslim dan juga negara muslim di komunitas dunia, tapi juga tantangan yang dihadapi,” kata dia menambahkan.  

(Febrina Ratna)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement