IDXChannel - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) meminta semua pihak agar waspada terhadap konflik antara Rusia dan Ukraina. Organisasi ini memperkirakan pada semester I tahun 2022 pasokan minyak nabati di pasar bakal mengalami defisit.
"Dalam pasar minyak nabati, semester pertama 2022 diperkirakan akan terjadi defisit pasokan, apalagi Ukraina sebagai salah satu produsen bunga matahari dan rapeseed, sehingga mendorong naiknya harga minyak nabati dan berakibat minyak sawit akan menjadi harapan utama negara importir," ujar Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono pada keterangan tertulisnya, Jumat (11/3/2022).
Mukti mengatakan salah satu dampak yang saat ini sudah dirasakan karena adanya ketegangan anatara kedua negara tersebut adalah harga minyak bumi lebih dari USD100 per barel. Menurutnya hal tersebut telah mendorong permintaan yang besar pada minyak nabati.
Oleh sebab itu menurutnya pemerintah perlu mengatur kembali kebijakan sehingga minyak sawit masih bisa menjaga neraca perdaganhan, dan kebutuhan dalam negeri akan minyak tersebut juga bisa terpenuhi.
"Pemerintah perlu mengatur secara bijak penggunaan dalam negeri dan ekspor minyak sawit untuk menjaga neraca perdagangan nasional. Bagi pekebun, peningkatan efisiensi dan produksi merupakan dua hal yang harus terus menerus diupayakan," sambungnya.