“Meskipun saya mendeklarasikan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, dan untuk saat ini wabah (cacar monyet) terkonsentrasi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria, terutama mereka yang memiliki banyak pasangan seksual, namun stigma dan diskriminasi bisa sama bahayanya dengan virus apapun” tegasnya dalam konferensi pers di Jenewa, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (24/7/2022).
Dia mengatakan risiko penyakit cacar monyet, yang menyebar melalui kontak dekat dan cenderung menyebabkan gejala seperti flu dan lesi kulit berisi nanah, masih moderat secara global. Kecuali di Eropa, di mana WHO menganggap wilayah tersebut berisiko tinggi.
Di sisi lain, Gedung Putih menyatakan deklarasi itu sebagai “seruan untuk bertindak bagi komunitas dunia agar menghentikan penyebaran virus ini.” Raj Panjabi, direktur kantor kesiapsiagaan pandemi Gedung Putih menyatakan bahwa tanggapan internasional yang terkoordinasi sangat penting untuk menghentikan penyebaran penyakit dan melindungi masyarakat dengan risiko tertular yang tinggi.
Sepanjang tahu ini, ada lebih dari 16.000 kasus cacar monyet di lebih dari 75 negara dan lima kematian di Afrika. Penyakit yang berasal dari virus itu menyebar terutama pada pria yang berhubungan seks dengan pria ketika wabah ini terjadi baru-baru ini. Sejauh ini, penyakit tersebut masih endemik di luar Afrika.