"Kenaikan harga real estate adalah pendorong utama akumulasi kekayaan orang Asia," kata Kepala Investasi di Credit Suisse Wealth Management di Jepang, Saichiro Matsumoto.
Karena orang-orang yang menduduki peringkat tinggi dalam daftar orang terkaya sebagai besar adalah pemilik bisnis dengan sejumlah besar saham di perusahaan global.
Saat ini, negara-negara memperketat kebijakan moneter. Miliarder Asia menghadapi beberapa efek buruk, seperti jatuhnya harga saham dan penguatan dolar AS. Jumlah orang terkaya dalam daftar Forbes turun 245 orang dalam waktu 6 bulan. Di antaranya 126 milirder dari Asia dan 27 miliarder dari Amerika Utara.
Orang kaya di negara berkembang didukung peningkatan permintaan domestik dan pembangunan infrastruktur. Credit Suisse memperkirakan, jumlah jutawan dengan aset USD1 juta atau lebih, akan naik berlipat ganda pada 2026 di China dan India dibanding tahun 2021. Lonjakan orang kaya Asia akan terus berlanjut.
(Penulis: Ahmad Fajar Rizki/Magang)
(FAY)