Indonesia mengalami peningkatan 16,3 persen dengan indikator kinerja infrastruktur transportasi seperti: kecukupan prasarana transportasi, keterjangkauan aksesibilitas pelayanan, konektivitas multi-moda transportasi, kapasitas kinerja penyedia jasa logistik, kompetensi penyedia jasa logistik, waktu pengerjaan dan tarif jasa logistik.
Sementara menurut kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), terdapat 3 biaya logistik yaitu, 50 persen untuk transportasi darat, 30 persen di pelabuhan, dan 20 persen untuk biaya pelayaran.
Menurut Budi, mahalnya biaya logistik tidak hanya mengacu pada pelayaran, tetapi terdapat aspek lain yang memberi pengaruh.
"Dapat kita ketahui bahwa biaya logistik kita tidak hanya terpaku pada biaya pelayaran saja, namun ada aspek-aspek lain yang mempengaruhi. Oleh karena itu pemerintah menginisiasi national logistic ecosistem yang mengintegrasikan g2g2b (government to government to business)," terangnya. (NDA)