Tak pelak, janji Xi Jinping itu akan berdampak pada harga batu bara secara jangka panjang. Shirley Zhang, analis utama Wood Mackenzie, mengatakan keputusan China itu dapat memengaruhi permintaan dan pasokan di seaborne market dan menekan harga jangka panjang.
Bahkan dampaknya terhadap Indonesia bisa lebih spesifik lagi. Menurut Zhang, proyek yang tidak berkomitmen secara finansial dan sangat bergantung pada investasi asing akan terdampak secara khusus.
"Asumsi kami atas 29 GW proyek batu bara generik di Indonesia setelah 2025 dapat berisiko karena janji China itu, sehingga memaksa lebih banyak pasokan batu bara Indonesia ke pasar ekspor," kata Zhang dikutip dari Woodmac.com.
Janji Xi Jinping jelas menjadi sentimen buruk atas harga batu bara dunia. Pasalnya, di dalam negeri sendiri China juga mengurangi rencana pembangunan pembangkit listrik batu baranya.
Menurut analisis Greenpeace, pada paruh pertama tahun ini pemerintah provinsi China hanya menyetujui pembangunan 24 proyek pembangkit listrik berbasis batu bara baru. PLTU batubara yang disetujui sebesar 5,2GW atau turun sebesar 79% dari kapasitas batu bara yang disetujui pada periode yang sama tahun lalu.