"Nanti ada gerai-gerai. Sekaligus itu juga nanti memangkas rantai pasok yang sebelumnya panjang. Karena di situ ada sembako juga, kalau Bulog SPHP, masuk pasar, bisa dioplos, karena kita tidak ada infrastruktur," tambahnya.
Menurutnya Zulhas, kehadiran Kopdes ini akan efektif memangkas rantai pasok hingga 8 layer. Sebab untuk barang sampai ke konsumen akhir yaitu masyarakat, tidak memerlukan lagi distributor, agen pengecer, tengkulak, dan lain sebagainya.
"Sebelumnya orang desa itu membeli barang dengan harga yang mahal, nah ini kita pangkas Apalagi yang sudah pasti untung, ada pertanian, perlu pupuk, pupuk subsidi. Selama ini ada tengkulak lah, rentenir lah, macam-macam, sehingga pupuk dapat pupuk yang mahal, atau baru dapat ketika sudah panen," lanjutnya.
Zulhas menjelaskan, nantinya masing-masing Kopdes akan mendapatkan pinjaman dari bank Himbara maksimal Rp3 miliar untuk belanja modal, seperti kebutuhan pokok masyarakat, LPG, serapan gabah di petani, hingga belanja pupuk.
Pinjaman yang diberikan Bank Himbara itu, dijelaskan Zulhas, tidak langsung di transfer ke Kopdes. Sebab menggunakan mekanisme klaim, atas belanja modal yang dilakukan oleh Kopdes. Namun, ia memastikan pencairan dana tersebut akan berlangsung cepat.