Perlu diingat, saham-saham berkapitalisasi besar cenderung bergerak stabil. Ketika harga sahamnya jatuh, penurunan nilainya tidak terjadi secara drastis. Berbeda dengan saham-saham second liner yang kerap di-trading-kan, harganya bisa naik turun dalam waktu singkat.
Berinvestasi Saat Terjerat Utang
Sultan dan adik-adiknya dikisahkan memiliki utang yang diwariskan mendiang ayahnya, senilai Rp300 juta. Dan untuk membayar utang itu, Sultan mencari berbagai cara untuk mendapatkan uang dalam waktu singkat, termasuk berinvestasi saham.
Ini adalah kesalahan Sultan dan Bilqis yang keempat, keduanya nekat berinvestasi saat masih terlilit utang, atau saat masih memiliki beban kewajiban yang harus dilunasi. Padahal, investor dianjurkan untuk berinvestasi ketika kondisi keuangannya memungkinkan.
Investasi saham memang tidak diperuntukkan bagi semua orang. Sebab dibutuhkan pengelolaan uang yang baik dan benar, dan lagi-lagi, berinvestasi saham membutuhkan mental dan mindset yang tepat.
Sejatinya, seseorang tidak dianjurkan untuk berinvestasi ketika kondisi keuangannya mepet. Jika ia masih dipusingkan oleh beban utang, oleh pemenuhan kebutuhan sehari-hari, maka ia seharusnya fokus pada pemenuhan kebutuhan primernya terlebih dahulu.