Ratih Ika Wijayanti
Hal ini tentunya tidak terlepas dari kerja ciamik Nvidia, perusahaan produsen semikonduktor yang dipimpinnya. Seperti diketahui, Nvidia memiliki keunggulan besar dalam AI dan pembelajaran mesin melalui GPU mereka yang digunakan dalam pusat data, server, dan superkomputer. Nvidia juga mengembangkan platform CUDA yang sangat populer untuk komputasi paralel dan memudahkan pengembang untuk menjalankan aplikasi AI yang sangat kompleks.
Di bawah kepemimpinan Huang, Nvidia menjadi kekuatan dominan dalam chip untuk komputer gaming dan telah berkembang merancang chip untuk pusat data serta mobil otonom.
Hingga saat ini, Nvidia berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan yang signifikan, terutama didorong oleh keberhasilannya dalam teknologi pusat data dan akselerator AI. Total pendapatan perusahaan hingga awal Januari 2024 mencapai sekitar USD22,1 miliar (Rp344,93 triliun) dengan laba bersih yang tercatat sebesar USD12,9 miliar (Rp201,34 triliun). Pendapatan ini melonjak lebih dari delapan kali lipat dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
Kekayaan Bos AMD
Kekayaan bos AMD, Lisa Su juga mengalami peningkatan. Berdasarkan data Forbes, kekayaan Lisa Su tercatat mencapai USD1,1 miliar atau sekitar Rp16,7 triliun. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu dari sedikit miliarder perempuan di AS yang masuk dalam daftar America Self-Made Women 2024 di posisi ke-27.
Seperti halnya Huang, kekayaan Su juga sebagian besar didorong oleh kepemilikannya atas saham AMD. Pasalnya, AMD baru-baru ini harga saham AMD mengalami lonjakan yakni mencapai USD170 dan mencetak rekor baru sepanjang 2024 dengan puncak tertingginya di angka USD184,92. Hal inilah yang kemudian semakin mengerek kekayaan Lisa Su yang memiliki sekitar sepertiga saham AMD dari total keseluruhan saham yang ada.
