PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP), emiten pemilik maskapai tersebut mencatatkan rugi bersih sembilan bulan tahun 2023 pada laporan keuangan kuartal III 2023 sebesar Rp875,42 miliar. Hal ini berbanding dengan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp1,483 miliar atau menurun hingga 40%. Kerugian ini menambah defisit sebesar Rp14,105 miliar.
Kemudian, CMPP juga mengalami kekurangan modal atau undercapitalization sebesar Rp7,695 miliar pada akhir September 2023. Pendapatan sepanjang sembilan bulan 2023 sebesar Rp4,9 triliun, meningkat 97% dibandingkan periode yang sama tahun 2022, dengan nilai tercatat Rp2,5 triliun.
Sayangnya, hingga akhir September 2023, beban biaya operasional meningkat 45,5% secara tahunan menjadi Rp5,546 miliar. Pemicunya adalah biaya bahan bakar meningkat 84,5% menjadi Rp2,276 miliar. Bahkan, biaya perbaikan dan pemeliharaan meningkat 121,8% menjadi Rp1,25 triliun. Berikutnya pesawat terbang dan jasa udara meningkat 232,4 persen menjadi Rp718,23 miliar.
Akibatnya, emiten penerbangan ini mengalami kerugian usaha sebesar Rp612,22 miliar pada akhir September 2023 dibandingkan akhir kuartal II 2022 yang mencatatkan total kerugian sebesar Rp1,303 miliar, turun 53,03%. Di sisi lain, total utang meningkat 10,4% dibandingkan akhir tahun 2022, mencapai Rp13,444 miliar hingga akhir September 2023. (SNP)