sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Arti Created by The Poor Stolen by The Rich yang Viral di Tengah Fenomena Citayam Fashion Week

Ecotainment editor Ratih Ika Wijayanti
25/07/2022 10:01 WIB
Arti created by the poor stolen by the rich belakangan viral usai Baim Wong mendaftarkan Citayam Fashion Week (CFW) ke Dirjen Kekayaan Intelektual (KI).
Arti Created by The Poor Stolen by The Rich yang Viral di Tengah Fenomena Citayam Fashion Week. (Foto: MNC Media)
Arti Created by The Poor Stolen by The Rich yang Viral di Tengah Fenomena Citayam Fashion Week. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Arti created by the poor stolen by the rich belakangan viral usai Baim Wong mendaftarkan Citayam Fashion Week (CFW) ke Dirjen Kekayaan Intelektual (KI).  Seperti diketahui, istilah Citayam Fashion Week itu sendiri merupakan istilah yang digaungkan oleh remaja-remaja SCBD (Sudirman, Citayam, Bogor, Depok). 

Perusahaan Baim Wong, PT Tiger Wong Entertainmet, mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) istilah ini sebagai merek hiburan peragaan busana kepada PDKI pada 20 Juli 2022 dengan nomor JID2022052181. 

Sontak, tindakan Baim ini pun mendapat reaksi pro dan kontra di kalangan netizen Indonesia. Tak sedikit dari mereka pun mengaitkan fenomena ini dengan istilah created by the poor stolen by the rich. Lalu, apa arti created by the poor stolen by the rich? Simak penjelasan IDXChannel berikut ini!

Arti Created by The Poor Stolen by The Rich

Istilah created by the poor stolen by the rich sebenarnya pertama kali viral digunakan dalam dunia olahraga terutama dunia sepak bola. Jika dimaknai secara langsung, istilah ini memiliki arti ‘Diciptakan oleh yang miskin dan dicuri oleh mereka yang kaya’. Fakta bahwa sesuatu yang sebelumnya kecil dan dibesarkan oleh masyarakat kalangan bawah namun kemudian diambil atau dicuri oleh orang-orang kaya inilah yang kemudian menggemakan istilah ‘created by the poor stolen by the rich’. 

Banner bertuliskan ‘Created by the poor, stolen by the rich’ pada awalnya mendunia yang dijadikan sebagai simbol perlawanan terhadap pengaruh uang dan kekuasaan dalam dunia sepak bola. 

Dalam dunia sepak bola, istilah ini sendiri pertama kali dicetuskan oleh suporter Club Africain asal Tunisia pada 2017 lalu dalam laga persahabatan melawan Paris Saint Germain (PSG). Sebelum dimulainya pertandingan, banner bertuliskan Created by The Poor Stolen by The Rich ini dibentangkan oleh para suporter Club Africain untuk menyindir PSG dan pemiliknya. 

Pemilik PSG yakni Nasser Al-Khelaifi merupakan orang terkaya yang memiliki kekayaan melimpah hingga mampu mengubah PSG menjadi klub dengan pemain bintang yang dibayar dengan harga sangat mahal. 

Pada 2021 lalu, istilah ini kembali bergaung di tengah fenomena protes penggemar Manchester United atas rencana European Super League (ESL). Diketahui bahwa 12 tim yang sebelumnya bergabung dengan ESL ini hanya merupakan tim elite dengan kebanyakan pemiliknya adalah orang terkaya. 

Klub sepak bola yang tergabung dalam ESL pada mulanya diciptakan oleh orang-orang kalangan bawah seperti pekerja pabrik. Klub-klub besar yang kini bertabur bintang seperti Arsenal dan Manchester United sebelumnya diciptakan oleh pekerja pabrik maupun pekerja di depot kereta api yang berawal dari pertandingan melawan departemen lainnya. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement