sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Batik dan Makna Filosofisnya yang Nyaris Pudar

Ecotainment editor Dimas Andhika
30/09/2023 21:09 WIB
Sejak dinobatkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada 2009, batik seolah menjelma menjadi salah satu item fashion favorit masyarakat Indonesia.
Batik dan Makna Filosofisnya yang Nyaris Pudar. (Foto MNC Media)
Batik dan Makna Filosofisnya yang Nyaris Pudar. (Foto MNC Media)

Ini bisa dilihat dari masifnya produksi batik printing dibandingkan batik tulis yang notabennya sangat menjunjung tinggi pakem-pakem batik klasik dari warisan leluhur. Alhasil, lebih banyak masyarakat mengenakan batik printing karena dari segi harga cenderung terjangkau. 

"Jujur, setiap Hari Batik Nasional itu saya tidak pernah merayakan. Karena esensi Hari Batik bukan sekadar kita pakai batik di hari itu saja, tetapi bagaimana kita bisa mengapresiasi secara utuh dan menyeluruh. Buat apa kita merayakan sesuatu yang kita tidak paham arti di baliknya?" ujar Agnes saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Sabtu (30/9/2023).

Permasalahan ini, lanjut Agnes, tidak dapat dibebankan sepenuhnya kepada pemerintah. Sebagai regulator, pemerintah tentu mengedepankan aspek ekonomi demi kesejahteraan masyakat. Apalagi bila sudah berkaitan dengan budaya, persoalannya akan menjadi sangat dilematis.  

Maka dari itu, peran serta kesadaran masyarakat dalam menemukan kembali makna-makna yang tersimpan pada motif batik sangat diperlukan. Apalagi masih banyak sekali pesan-pesan dari leluhur yang dapat digali lebih dalam, seperti pesan tentang menjalani hidup harmoni antar sesama yang terdapat pada motif parang. 

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement