"Kasus ini sebenarnya menjadi sebuah pembelajaran bagi semua tim IT di dunia, atas keamanan dari file-file sensitif dan dalam melindungi data perusahaan," kata Pratama, dalam keterangan resminya, Jumat (30/4/2021).
Pratama menjelaskan, dari hasil survei yang dilakukan Microsoft kepada hampir 800 perusahaan di negara-negara maju, diketahui bahwa 58% di antaranya telah meningkatkan anggaran keamanannya.
Sebesar 82% perusahaan berencana untuk menambah staf keamanannya, dan 81% responden merasa tertekan untuk menurunkan biaya keamanan pada perusahaan.
Pratama mengingatkan, perusahaan sebaiknya membekali pegawainya dengan aplikasi VPN untuk bekerja dari jarak jauh. Selain itu, agar tak mengandalkan aplikasi VPN, perlu juga diterapkan Zero Trust Network Access (ZTNA) dan Secure Access Service Edge (SASE).
"(Itupun) jika perusahaan mempunyai anggaran keamanan yang besar," tambah Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber, CISSReC, itu.