Selama 60 hari penelitian, para peserta diminta untuk tidur di matras yang dibuat miring enam derajat di bawah garis horisontal. Jadinya kaki dari peserta akan menghadap atas.
Tugas itu makin berat karena makan, mandi, dan istirahat harus diambil dari posisi ini. Posisi itu ternyata sangat penting karena kondisi itu akan membuat darah mengalir ke kepala dan otot hilang karena kurang digunakan.
Dari situ para peneliti ESA memantau bagaimana reaksi tubuh peserta. "Studi tidur ini merupakan cara untuk menguji langkah-langkah untuk melawan beberapa aspek negatif dari hidup di luar angkasa," tulis keterangan resmi ESA.
"Selama misi luar angkasa, tubuh astronot mengalami beragam perubahan karena kurangnya gravitasi. Mata hingga jantung mereka terpengaruh, dan otot serta tulang mulai melemah," sambung keterangan resmi ESA.
Salah satu bagian penelitian yang menarik adalah dimana peserta diwajibkan mengayuh pedal sepeda sambil tiduran. Peneliti ESA memasang sepeda khusus di bagian bawah matras yang bisa dikayuh secara horisontal.