Imelda mencontohkan, misal biaya yang dibutuhkan untuk liburan Rp12.250.000, maka seseorang tidak bisa hanya berinvestasi dengan tujuan Rp12 juta itu.
"Karena disini ada aspek yang namanya inflasi, jadi kita harus hitung inflasi berapa, inflasi itu jangan salah, bukan inflasi dalam negeri kalau kita mau pergi ke luar negeri, harus diperhitungkan inflasi negara tersebut," jelasnya.
Lebih lanjut Imelda mencontohkan jika kita ingin liburan 3 tahun lagi, anggap saja depresiasi rupiah terhadap dolar AS sekitar 4% per tahun kalau situasi normal. Kenyataannya, dalam situasi pasca Covid-19 tren depresiasi rupiah lebih kecil sekitar 2%.
"Kalau normal dalam 10 tahun itu sekitar 4% per tahun, di AS situasi normal itu inflasinya tidak mencapai 2%," jelas Imelda.
(FRI)