2. Beskap
Beskap juga merupakan bagian lain yang tidak terpisahkan dari baju adat Jawa Tengah Solo. Beskap ini menyerupai jas yang awalnya menjadi bagian tak terpisahkan dari pakaian Jawi Jangkep. Namun, beskap ini memiliki ciri khas berupa kerah tinggi, kancing depan, dan bagian belakang lebih pendek. Biasanya, beskap digunakan berbarengan dengan blangkon, keris, dan selop. Keunikannya terletak pada desainnya yang asimetris untuk memudahkan penyimpanan keris.
3. Basahan
Keunikan baju adat Jawa Tengah Solo berikutnya bisa dilihat pada basahan. Baju adat ini memiliki keunikan yang mencolok pada bagian leher dan pundak yang terbuka, baik pria maupun wanita. Untuk pria, bagian dada terbuka dengan tambahan aksesoris kalung dan bawahannya memakai kain dodot dari pusar hingga mata kaki. Sementara untuk wanita, ia menggunakan kemben untuk menutupi dada, kain dodot sebagai bawahan, serta rambut disanggul rapi yang dihiasi bunga.
4. Surjan
Surjan merupakan baju adat Jawa Tengah Solo yang umumnya dipadukan dengan kain batik sebagai bawahannya dan digunakan laki-laki dalam acara resmi maupun upacara adat. Pakaian ini memiliki makna filosofis di mana enam kancing melambangkan rukun iman, kancing di dada kiri dan kanan mewakili dua kalimat syahadat. Adapun tiga kancing tersembunyi menyimbolkan tiga jenis nafsu manusia yang harus dikendalikan.
Itulah beberapa keunikan baju adat Jawa Tengah Solo yang memiliki makna filosofis dan menggambarkan kekayaan budaya.