IDXChannel - Pada akhir Oktober lalu dunia dikejutkan oleh tragedi Itaewon dimana ribuan warga Korea Selatan tumpah ruah merayakan Halloween di kota tersebut. Tragedi itupun memakan korban jiwa sebanyak 158 orang karena berdesakan di jalan sempit.
Tidak hanya itu, kejadian serupa juga terjadi di Kongo. Dimana 80 ribu orang memadati Staidum of Martyrs, Kinshasa yang menggelar penyanyi ternama Fally Ipupa. Bahkan di tanah air sendiri, sebuah konser bertajuk Berdendang Bergoyang terpaksa dibatalkan di hari ketiga karena pengunjung melebihi kapasitas.
Semua peristiwa di atas terjadi setelah kasus Covid-19 mulai melandai di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun hal yang luput dari pemantauan adalah perizinan penyelenggaraan tersebut. Masyarakat yang mulai jenuh setelah hampir dua tahun lamanya pergerakan mereka dibatasi, mulai haus akan hiburan dan berkerumun.
Panggung hiburan, menjadi wadah atau angin segar bagi masyarakat yang gelisah dan tertekan baik di perekonomian maupun sosial karena telah terkurung akibat pandemi Covid-19. Tak ayal, ketika ada penyelenggaraan acara di luar ruangan, banyak masyarakat yang mulai datang untuk menikmatinya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan pihaknya mengambil pelajaran serta evaluasi terkait insiden yang terjadi pada konser ‘Berdendang Bergoyang’ di Istora Senayan, Jakarta.