Ia juga melihat di pusat kota banyak warga yang tidak mengenakan masker. Suatu ketika Arif berada di rumah sakit di Rajkot yang menangani pasien-pasien Covid-19.
"Saya berdiri di depan rumah sakit itu dan saya melihat ambulans berlalu-lalang ... belum selesai satu pasien ditangani, sudah datang lagi pasien yang baru ... saya [juga] melihat ada pasien yang sangat parah, keluarganya menangis sejadi-jadinya, namun penanganannya saya lihat lamban, lamban sekali," ujarnya.
Arif mengatakan dirinya melihat fenomena unik di mana kelompok masyarakat dari kasta atas, dari kelompok kaya dan elite, sepertinya boleh melanggar protokol kesehatan.
"Karena mereka merasa sudah hebat, berasal dari kelompok sosial yang tinggi, mereka merasa bisa melakukan apa saja," kata Arif yang mengambil jurusan hukum.
Menghadapi situasi seperti ini, Arif dan beberapa mahasiswa Indonesia di Rajkot, berusaha hati-hati dengan selalu menaati protokol kesehatan. "Kami tahu, kami sadar Covid-19 ini sangat berbahaya, kami mematuhi protokol, tapi lagi-lagi saya melihat mahasiswa lain kurang serius," katanya.