Yang membuatnya khawatir adalah ia tinggal di asrama yang dekat dengan gedung yang dipakai untuk menampung orang-orang yang sedang menjalani isolasi karena terkena Covid-19.
"Dan mereka dibiarkan keluar [dari gedung] ... sepertinya mereka menganggap Covid-19 itu nothing (tak ada bahayanya). Dua teman satu kamar saya terkena Covid-19 dan harus isolasi [di gedung di depan asrama] dan mereka dibolehkan lalu-lalang," lanjutnya.
Situasi berbeda dirasakan oleh mahasiswa Indonesia di Delhi, Mohd Agoes Aufiya.
Agoes mengatakan karantina wilayah dan sejumlah pembatasan -- yang diberlalukan lagi mulai hari Minggu (18/04) -- ditaati warga di kota ini.
"Semua warga tinggal di rumah, tidak ke mana-mana, kecuali bagi mereka yang punya alasan valid untuk keluar rumah. Toko yang menyediakan kebutuhan bahan pokok buka, tapi toko-toko yang menjual bahan atau produk nonesensial tutup ... toko sepatu atau toko ponsel, itu tutup," katanya.