Tak hanya fokus pada potensi wisata dan perikanan, Desa Ponggok juga memiliki banyak lembaga desa (institusi lokal) yang mendukung perkembangan dan pembangunan pariwisata di desa ini seperti BUMDes, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Pokdakan, Unit Pengelola Lingkungan (UPL), dan Unit Pengelola Sosial (UPS).
Keberhasilan desa ini mengembangkan potensi desanya hingga menghasilkan pendapatan tahunan mencapai belasan miliar membuat Desa Ponggok menjadi desa percontohan bagi desa lainnya. Desa Ponggok berhasil bertransformasi dari desa berpenghasilan rendah menjadi desa yang kaya raya.
Hal ini tidak terlepas dari Kepala Desa yang Visioner yakni Junaedhi Mulyono. Sejak 2009 Junaedi berhasil membawa perubahan signifikan pada desa ini. Jika sebelumnya potensi air di desa ini hanya dijadikan pengadaan air bersih oleh PDAM, irigasi sawah, dan MCK, kini di bawah kepemimpinan Junaedi potensi air di desa itu dikembangkan sedemikian rupa menjadi objek wisata daerah.
Itulah ulasan mengenai Desa Ponggok, desa terkaya di Indonesia yang dulunya miskin. Kini, desa ini mampu meraup penghasilan hingga belasan miliar rupiah.