Kemudian ketika pengunjung sudah masuk ke hall, mereka tidak akan bisa langsung masuk ke booth pameran, karena ada pembatasan lagi di area booth. Selain itu akan ada sistem check-in dan check-out, jadi kita akan tahu berapa jumlah pengunjung yang masih ada di masing-masing booth.
Sementara menurut Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf, Rizki Handayani Mustafa, kegiatan ini merupakan implementasi buku panduan atau pedoman CHSE apakah bisa digunakan dengan semestinya.
Selain itu, juga menjadi bahan bagi pihak pemberi izin kegiatan terkait bagaimana kesiapan dari industri pameran untuk bisa menyelenggarakan suatu pameran.
"Kita tahu IIMS ini merupakan salah satu pameran yang cukup besar di Indonesia. Dan penyelenggaraan hybrid saya pikir sangat memberikan benefit buat kita semua. Baik dari segi jangkauan yang akan datang (pengunjung), kemudian juga ada yang bisa melihat langsung ke tempat,” tuturnya.
Di dalam penyelenggaraan pameran nantinya diharapkan akan ada evaluasi atau monitoring oleh Dyandra Promosindo bagaimana CHSE ini dijalankan. Sebab, kegiatan ini bagian dari yang menjadi percontohan.