Total pendapatan, yang juga termasuk pendapatan yang diperoleh perusahaan dari lisensi data, naik 74% dari tahun ke tahun menjadi USD1,19 miliar atau setara dengan Rp17,2triliun (USD1 sama dengan Rp14.475), mengalahkan perkiraan analis sebesar USD1,07 miliar, atau setara dengan Rp15,5 triliun.
Twitter menambahkan bahwa kontrol privasi baru yang diterapkan Apple Inc pada bulan April untuk membatasi pengiklan digital dari melacak pengguna iPhone tanpa persetujuan mereka ternyata hanya memiliki dampak yang lebih rendah dari perkiraan pada pendapatan pada kuartal kedua.
"Perusahaan yang berbasis di San Francisco ini sekarang mengharapkan jumlah karyawan dan total biaya dan pengeluaran untuk tumbuh setidaknya 30% untuk setahun penuh, naik dari panduan sebelumnya sebesar 25%, karena berinvestasi dalam tim teknik dan produknya," tutup laporan itu. (TYO)