Sayangnya, setelah 18 bulan mengudara, Awair tidak lagi beroperasi karena adanya deregulasi penerbangan. Ia pun sempat mengalami kebangkrutan karena hal ini hingga harus merumahkan 90% karyawannya.
Meski begitu, seiring berjalannya waktu Pin Harris pun berhasil mengatasi krisis ini. Ia bekerjasama dengan Tony Fernandes, CEO Group AirAsia Bhd dan melakukan kesepakatan jual beli saham Awair yang ditandatangani pada Agustus 2004. Dalam kesepakatan ini, Pin Harris mendapatkan 20 persen saham perusahaan.
Awair pun kembali terbang pada 8 Desember 2004 menggunakan Boeing 737-300. Meski Tony Fernandes tidak mengharuskan perubahan nama, namun Pin Harris mengubah PT Awair International menjadi PT Indonesia AirAsia yang mengikuti kesuksesan PT Thai AirAsia di Thailand.
Pin Harris ditunjuk sebagai komisaris PT AirAsia Indonesia berdasarkan keputusan RUPS Tahunan pada 24 Mei 2018. Perusahaan inilah yang menjadi salah satu sumber kekayaan Pin Harris.
Pin Harris memegang jabatan ini selama hampir lima tahun. Namun, dalam buku Laporan Tahunan dan Laporan Keberlanjutan PT AirAsia Indonesia Tbk 2021, Pin Harris mengundurkan diri dari posisinya pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa tanggal tertanggal 25 Mei 2021.