Atas alasan itu, Facebook mengaku sedang menghadapi pilihan sulit, mencoba untuk mematuhi undang-undang, atau melarang konten berita pada layanannya di Australia. Dan merekapun memutuskan untuk memilih yang terakhir.
Raksasa media sosial itu mengaku sudah memberikan penjelasan selama berbulan-bulan bahwa pertukaran nilai antara Facebook dan penerbit berjalan sesuai dengan keinginan penerbit, yang berarti sangat jauh berbeda dengan asumsi ke dalam undang-undang tersebut kepada arbiter.
"Kami memahami banyak yang akan bertanya mengapa platform mungkin merespons secara berbeda," kata pernyataan Facebook.
"Jawabannya adalah karena platform kami memiliki hubungan yang berbeda secara fundamental dengan berita. Sedangkan Google Search terkait erat dengan berita dan penerbit tidak secara sukarela menyediakan kontennya" lanjut pernyataan Facebook. (TYO)