sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

10 Daftar Pahlawan Perjuangan Wanita yang Bisa Jadi Teladan

Inspirator editor Salsa Nabila/SEO
12/08/2022 16:00 WIB
Daftar pahlawan perjuangan wanita, tak hanya laki-laki saja yang menjadi pahlawan Indonesia. Kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari perjuangan seorang wanita.
10 Daftar Pahlawan Perjuangan Wanita yang Bisa Jadi Teladan. (FOTO : MNC Media)
10 Daftar Pahlawan Perjuangan Wanita yang Bisa Jadi Teladan. (FOTO : MNC Media)

3. Cut Meutia

Cut Meutia adalah pejuang Aceh yang berjuang untuk mengusir Belanda.

10 Daftar Pahlawan Perjuangan Wanita yang Bisa Jadi Teladan. (FOTO : MNC Media)

Cut Meutia awalnya turut bersama sang suami, Teuku Muhammad dalam melakukan perlawanan terhadap Belanda.Ia kerap berperang dengan keluar masuk hutan bersama suaminya. Namun, suaminya berhasil ditangkap Belanda dan dihukum mati pada tahun 1905.

Karena keberanian Cut Meutia itu seringkali membuat temannya cemas dan meminta agar Cut Meutia meminta pengampunan oleh Belanda. Namun, usulan itu langsung ditolak Cut Meutia bertekad berjuang sampai mati. Ia memimpin pasukannya dengan memakai senjata rencong dan pedang. Cut Meutia beberapa kali melakukan peperangan sampai akhirnya gugur di medan perang pada 24 Oktober 1910. Cut Meutia kemudian diberikan gelar Pahlawan Nasional atas jasanya pada 2 Mei 1964 melalui SK Nomor 107 tahun 1964.

4. Raden Dewi Sartika

Pahlawan wanita ini berasal dari Cicalengka. Perjuangannya dilakukan melalui pendidikan, ia memiliki kepedulian dengan pendidikan kaum perempuan.

Raden Dewi Sartika ingin mendidik anak perempuan dan untuk memajukan harkat dan martabat perempuan. ia mendirikan Sekolah Isteri di Pendopo pada 16 Januari 1904. Sekolah ini mengganti nama menjadi Sekolah Kaoetamaan Isteri di tahun 1910, kemudian berubah lagi menjadi Sekolah Raden Dewi pada tahun 1929. Di Sekolah itu, para perempuan diajarkan beberapa pelajaran, seperti menulis, berhitung, dan membaca. 

Pada 11 Dewi Sartika diberikan gelar Pahlawan Nasional pada 7 Oktober 1966 melalui SK Nomor 252 Tahun 1966.

5. Martha Cristhina Tijahahu

Martha Chrusthuna Tijahahu berasal dari Desa Abubu, Pulau Nusa Laut.  lahir pada 4 Januari 1800. Sejak umur 17 tahun, Martha sudah berani mengangkat senjata melawan penjajah Belanda. Martha juga diketahui tak pernah absen dalam memberi semangat pada kaum perempuan untuk membantu laki-laki di medan pertempuran. Pahlawan wanita ini kerap melakukan berbagai pertempuran bersama ayahnya, Paulus Tijahahu. Namun, ayahnya dijatuhi hukuman mati oleh Belanda. 

Kondisi kesehatan fisik dan mental melemah, sampai akhirnya tertangkap bersama 39 orang lainnya dan dibawa ke Pulau Jawa dengan kapal Eversten untuk dipekerjakan paksa di perkebunan kopi. Kondisinya makin memburuk karena tidak mau makan dan diobati, pada akhirnya di tanggal 2 Januari 1818  Martha menghembuskan napas terakhirnya 

Martha Cristhina Tijahahu diberikan gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia pada 20 Mei 1969 melalui SK Nomor 012/TK/1969.

6. Maria Walanda Maramis

Bernama asli Maria Josephine Catherine Maramis merupakan pahlawan wanita asal Sulawesi Utara. Lahir pada  1 Desember 1872. 

Maria berupaya membebaskan perempuan dari keterbelakangan pendidikan. Ia mengajarkan pengetahuan menyulam, membuat kue, hingga memasak kepada perempuan di lingkungannya.

Kemudian, Maria mendirikan organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya dan membuka sekolah rumah tangga. Sekolahnya itu menampung para perempuan pribumi dari berbagai kalangan. Tak hanya memperjuangkan lewat pendidikan, ia juga cukup vokal terkait kesetaraan gender.

Maria Walanda Maramis meninggal pada 22 April 1924 dan diberikan gelar Pahlawan Nasional pada 20 Mei 1969 melalui SK Nomor 012/TK/1969.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement