sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

2 Tokoh Asing yang Berjasa dalam Kemerdekaan Indonesia: Apa Saja Kontribusinya?

Inspirator editor Kurnia Nadya
16/08/2023 12:37 WIB
Selama proses kemerdekaan Indonesia, ada beberapa tokoh asing yang berkontribusi positif pada perjuangan dan kelancaran persiapan kemerdekaan.
2 Tokoh Asing yang Berjasa dalam Kemerdekaan Indonesia: Apa Saja Kontribusinya? (Foto: Wikipedia)
2 Tokoh Asing yang Berjasa dalam Kemerdekaan Indonesia: Apa Saja Kontribusinya? (Foto: Wikipedia)

IDXChannel—Ada beberapa tokoh asing yang berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Mereka memberi bantuan yang secara tak langsung membantu kelancaran proses kemerdekaan Indonesia dari penjajahan. 

Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya tak lama setelah sekutu menjatuhkan bom atom ke Hiroshima dan Nagasaki masing-masing pada tanggal 6 Agustus dan 9 Agustus 1945, membuat Jepang menyerah.  

Indonesia yang saat itu tengah dikuasai Jepang, memanfaatkan momentum tersebut untuk memerdekan diri. Proklamasi terlaksana pada Jumat, 17 Agustus 1945 di sebuah rumah yang berdiri di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Pusat. 

Dua tokoh asing yang akan dibahas dalam artikel ini adalah Laksamana Muda Tadashi Maeda dan K’tut Tantri atau Muriel Stuart Walker. Keduanya memiliki peran yang cukup penting dalam masa revolusi.

2 Tokoh Asing yang Berjasa dalam Kemerdekaan Indonesia  

Tadashi Maeda merupakan perwira tinggi Angkatan Laut Jepang pada masa Perang Pasifik. Saat Jepang mengokupansi Indonesia, Maeda menjabat sebagai Kepala Penghubung AL dan AD Tentara Kekaisaran Jepang. 

Perannya cukup penting dalam proses persiapan kemerdekaan Indonesia. Ia meminjamkan rumahnya yang terletak di Jalan Imam Bonjol No. 1, Jakarta Pusat, kepada para proklamator untuk menyusun naskah proklamasi. Ia juga menjamin keamanan selama rapat kemerdekaan berlangsung. 

Karena jabatan sebagai Kepala Perwakilan AL Kekaisaran Jepang, rumahnya dianggap sebagai wilayah extraterritorial yang harus dihormati Angkatan Darat Jepang. Rumahnya kini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi. 

Saat kembali ke negaranya, Maeda diadili di pengadilan militer karena dianggap berkhianat. Namun ia dinyatakan tidak bersalah. Maeda lantas mengundurkan diri dari karier militernya. Ia meninggal dunia pada usia 79 tahun. 

K’tut Tantri 

Muriel Stuart Walker adalah seorang wanita kelahiran Glasgow, Inggris, yang berimigrasi ke Amerika Serikat saat Perang Dunia I. Namun pada 1932 ia meninggalkan AS untuk menetap di Bali. Ia terinspirasi untuk pindah setelah menonton film ‘Bali: The Last Paradise.’ 

Saat ia tiba di Bali, mobil yang dikendarainya kehabisan bensin dan berhenti tepat di depan istana raja Bali, Muriel mengiranya sebagai pura. Seperti takdir, ia disambut langsung oleh raja Bali dan diangkat sebagai anak. 

Ia diberi nama K’tut Tantri oleh raja. Tantri mulai mengenal politik berkat diskusi-diskusinya dengan putra tertua Raja, Anak Agung Ngurah. Saat Jepang akhirnya tiba di Bali, Tantri sempat melarikan diri ke Surabaya dan menjalin kontak dengan simpatisan gerakan anti-Jepang. 

Namun ia sempat tertangkap dan diinterogasi, bahkan nyaris dihabisi. Ia pernah nyaris mati usai diinterogasi, dan Tantri tetap bungkam. Ia dikirim ke rumah sakit saat kondisinya sudah sangat parah. 

Di sanalah ia mendengar kabar bahwa Indonesia telah merdeka. Karena keteguhan sikapnya, Bung Tomo memberinya pilihan untuk kembali ke negaranya dengan pengamanan tentara Indonesia, atau bergabung dengan pejuang Indonesia. Tantri memilih yang kedua. 

Ia akhirnya menjadi penyiar radio ‘Voice of Free Indonesia’ yang kini menjadi Voice of Indonesia, sebuah divisi di bawah RRI. Ia juga pernah menuliskan pidato untuk Bung Karno. Selain itu, Tantri juga kerap siaran dalam bahasa Inggris dengan target pendengar orang-orang Barat. 

Saat pemerintahan Indonesia berpindah ke Yogyakarta, Tantri juga pernah bekerja untuk Menteri Pertahanan yang saat itu dijabat oleh Amir Syarifuddin. Pemerintah juga pernah menunjuknya sebagai juru bicara dalam konferensi pers yang dihadiri media internasional untuk melawan propaganda Belanda.


Itulah kisah tentang dua tokoh asing yang berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. (NKK)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement