Terlahir Kerdil, dan Jadi Aktor Kesayangan Banyak Orang
Cerita kedua datang dari seseorang yang terlahir kerdil. Ia harus menjalani operasi yang menyakitkan untuk mengatasi efek dari dwarf syndrom yang ia derita. Karena tubuhnya tumbuh berbeda dari anak-anak normal, ia menjadi rendah diri.
Ia sempat mempertanyakan apa kesalahannya hingga ia menerima nasib buruk seperti ini. Bertahun-tahun ia marah pada takdir, mengisolasi dirinya dari pergaulan, juga melarikan diri dengan banyak merokok sehingga teman-temannya menjauhi.
Namun ia menyadari, rupanya lewat akting, ia bisa mengontrol persepsi orang atas dirinya. Saat orang-orang yang menonton aktingnya memberikannya applause meriah, ia sadar bahwa ia punya kesempatan untuk tak dipandang sebelah mata.
Maka ia pindah ke New York untuk mengejar mimpinya sebagai aktor. Ia tinggal di apartemen jelek yang penuh dengan tikus. Ia gigih dan konsisten menolak tawaran peran sebagai dwarf atau leprechaun. Ia tak mau hanya dianggap sebagai aktor yang hanya bisa mengisi peran-peran khusus.
Dengan sabar ia menanti tawaran besar, sempat juga ia mengidap gangguan kecemasan karenanya. Namun akhirnya, perjuangan dan penantiannya membuahkan hasil. Ia mendapatkan tawaran besar.