4. Ragu-ragu
Perlu diketahui bahwa berhati-hati menakar risiko berbeda dengan ragu-ragu dan tidak menentu dalam mengambil keputusan. Seorang wirausaha mesti menghindari kecenderungan ini agar tidak menghalangi dirinya sendiri dalam memanfaatkan peluang.
Apalagi, bisa jadi peluang itu hanya terjadi satu kali saja. Keraguan tiada henti hanya akan menghambat potensi bisnis untuk berkembang lebih pesat. Sehingga, dibutuhkan kemantapan dalam mengambil keputusan dalam situasi genting.
5. Menyalahkan Situasi/Pihak Lain
Bisnis tidak selamanya berjalan lancar. Ketika terjadi penurunan, seorang wirausaha harus bersedia dan mampu melakukan introspeksi untuk mengevaluasi kekurangan dan kesalahannya sendiri. Alih-alih menyalahkan situasi dan pihak lain.
Kesuksesan tidak hanya berasal dari peluang-peluang emas, namun juga dari uji coba berkali-kali dari kesalahan yang disadari dan dipelajari.
6. Tidak Punya Skala Prioritas
Seorang wirausaha mesti tahu hal apa yang mesti diprioritaskan dalam usahanya sesuai waktu dan kebutuhan. Prioritas bisa berubah seiring kondisi pasar dan usahanya, oleh sebab itu ia mesti memahami mana yang mesti didahulukan pada waktu tertentu.