“Kalau orang lain mungkin sudah mikir macam-macam mungkin tanda sepi, kena sial karena baru mau jualan ayamnya sudah jatuh. Saya justru berpikir lain. Pertanda bagus, dagangan saya bakal laku,” ujarnya.
Setelah hampir 10 tahun berlalu, akhirnya sukses pun menghampiri. Dari satu cabang yang didirikannya kini sudah beranak pinak menjadi 20 cabang yang tersebar di berbagai wilayah di Jadetabek seperti Kalimalang, Pondok Gede, Ciledug dan daerah lainnya.
Diakuinya, satu hari di setiap cabangnya bisa menghabiskan sekitar 150-200 ekor ayam.
Tempatnya sudah dtata menjadi tradisional-modern. Bahkan, ia bercita-cita ingin menjadikan ayam bakar ini sebagai market leader di dunia kuliner.
Sukses dengan ayam bakar, Mas Mono merambah ke bisnis lainnya seperti bakso, catering, travel umroh & haji dan lain-lain.