Sang anak mengeryit. “Ya, tentu tidak enak. Rasanya mentah dan tidak enak di lidah,” jawabnya.
“Begitu juga dengan hidupmu. Anggaplah cobaan-cobaan hidup yang sekarang kamu alami sejak kamu kecil, yang belakangan kamu alami, adalah bahan-bahan kue yang mentah itu. Rasanya tidak enak dijalani, kan?” jelas sang ayah.
Lelaki tua itu melanjutkan. “Begitu juga dengan cerita kehidupanmu. Hidup manusia adalah serangkaian peristiwa-peristiwa menyenangkan dan menyedihkan. Namun suatu saat, akan terangkai menjadi kisah yang luar biasa,”
Semua tergantung pada kamu sebagai tukang masaknya, lanjut sang ayah. “Apakah kamu mau meramunya menjadi masakan yang enak, ataukah kamu meramunya jadi makanan yang sukar ditelan. Percayalah, Tuhan punya rencana untuk semua orang, jalani rencana itu sebaik mungkin, supaya ceritamu enak dan indah,”
Sang anak tersenyum, akhirnya mengerti apa maksud sang ayah menyuruhnya untuk mencicipi bahan-bahan kue yang mentah itu.