Lantas untuk kedua kalinya, Citron mendirikan studio game bernama Hammer & Chissel. Ia sudah berhasil membuat game dan meluncurkannya, namun game tersebut tidak bertahan di pasaran.
Barulah setelahnya Citron mulai menyusun pembuatan Discord bersama co-founder. Ia terinspirasi dari kesulitan yang dialami timnya saat melancarkan strategi di game-game seperti Final Fantasy dan League of Legend menggunakan software voice-over IP.
Ia terpikir untuk membuat layanan perpesanan (chat service) yang mengedepankan fungsi dan kegunaan sepenuhnya di tangan pengguna, dan dengan imbas performa yang paling minim.
Setelah itu, sejak kesuksesannya, Discord menerima pendanaan startup bernilai ratusan juta dolar.
Demikianlah cerita inspiratif Jason Citron, pendiri Discord, website perpesanan yang mengumpulkan komunitas gamer di seluruh dunia. (NKK)