IDXChannel - Menjadi pebisnis di negara yang mayoritas berkulit putih memang bukan perkara mudah bagi mereka yang berkulit hitam atau etnis minoritas.
Akan ada banyak tantangan yang menghadang, bahkan menerjang. Itulah yang dialami oleh si kembar Oliver dan Alexander Kent Braham saat mereka memutuskan keluar dari sebuah perusahaan fintech untuk merintis sebuah usaha yang menggabungkan antara fintech dan asuransi, alias insurtech.
Kendala pertama yang dihadapi adalah mencari permodalan. Para pemilik modal, khususnya di Inggris, baik personal maupun lembaga keuangan konvensional, kerap tak menganggap para pebisnis yang berasal dari komintas BAME (kulit hitam, keturunan Asia, dan etnis minoritas lainnya).
Statistik Pemerintah Inggris menyebutkan, aplikasi pinjaman bisnis milik kulit hitam peluang ditolaknya empat kali lebih besar dibanding bisnis milik kulit putih atau Asia Selatan. Di tahun 2020, dari 10X10 pebisnis pemula berkulit hitam, hanya 22% yang mendapatkan permodalan untuk memulai usaha mereka.
Saat memulai usaha, modal pertama mereka adalah ide dan kegigihan mewujudkan cita-cita. Tanpa modal awal yang cukup, mereka hanya berkantor di serambi depan sebuah gym.