Tepung mocaf berbeda dengan tepung tapioka karena memiliki proses pengolahan yang spesifik. Tepung mocaf juga dibudidaya oleh Rumah Mocaf menggunakan sistem pertanian organik.
Setelah itu, Riza dan teman-temannya memberikan edukasi kepada para petani singkong untuk membuat mocaf secara cuma-cuma. Namun ternyata, begitu mampu memproduksi, para petani kesulitan untuk menjual mocaf hingga menumpuk berton-ton di gudang. Saat itulah Riza memulai untuk menerapkan sociopreneur untuk memberdayakan masyarakat dan juga bisa menjalankan dari pemberdayaan tersebut.
“Pikir kami ketika mereka bisa membuat singkong menjadi mocaf, maka singkong akan memiliki nilai jual yang tinggi ternyata tidak sesimple itu, memang perlu adanya kolaborasi antar petani, anak-anak muda dan ibu rumah tangga yang ada di desa ini sehingga bisa membentuk rumah mocaf ini,” ujar Riza.
Rumah Mocaf ini merupakan kegiatan sosial dan kegiatan bisnis menjadi sociopreneur. Bisnis yang memiliki profitable dan sustainability tetapi tidak mengeksploitasi para petani, tidak mencemari lingkungan, dan tidak menggunduli hutan. Dari Rumah Mocaf, Riza mampu mengajak ibu-ibu setempat untuk aktif dalam usaha olahan singkong.
"Ibu-ibu yang tadinya menganggur, kita berdayakan. Ngupas singkong, motong singkong, pengolahan fermentasi. Jadi muncul perputaran ekonomi baru, yang tadinya tidak ada penghasilan, jadi punya uang," kata Riza.