Setelah itu, barulah Fransiskus berinovasi dan mencoba untuk membuat mie singkong yang ia beri nama Mie Reshik cap Dokar.
“Saya tidak punya skill buat bikin mie, ini semua saya pelajari otodidak. Banyak pengorbanan harus saya ambil untuk bikin pabrik ini,” kata Fransiskus.
Hal yang menarik dari pabrik mie singkong ini adalah mesin-mesin produksi yang dirancang sendiri oleh Fransiskus agar sesuai dengan kebutuhan produksi mie berbahan dasar singkong.
Dia juga mengalami kendala saat memasarkan produk mie reshik ini. Karena warnanya putih, banyak orang mengira mie ini adalah su’un (bihun). Padahal, warnanya putih karena bahan dasarnya adalah singkong.
Namun Fransiskus tidak menyerah. Dia kerap menawarkan mie secara door to door, sekaligus mengajari cara memasak Mie Reshik. Edukasi mie singkong ini tetap dia lakukan hingga hari ini.