Menurutnya, profesi VJ mirip dengan DJ, tapi VJ berada di belakang layar dengan tugas mengontrol serta menampilkan visualisasi seiring dengan musik yang dimainkan di suatu konser atau pertunjukan.
"Jadi kami professional visual jockey, ada asosiasinya juga. Tugasnya menampilkan visualisasi mengiringi musik. Visual yang dihasilkan bisa berupa efek khusus, animasi, maupun video loop sehingga pertunjukan lebih menarik dan spektakuler. Kalau dari perannya memang tak terlihat, tapi itu juga bagian penting," tuturnya.
Ketertarikan dan jiwa seni yang tinggi membuat Lucy memutuskan sepenuhnya terjun menjadi VJ profesional. Beberapa ajang musik hingga tempat wisata awalnya dia yang mengonsep visual art-nya. Bahkan salah satu tempat hiburan ternama milik pengacara kondang Hotman Paris, rutin menggunakan jasanya untuk mengkreasikan VJ yang mengiringi perfoma musik DJ. Selain itu, kreasi visual jockey-nya juga digunakan oleh Jatim Park, tempat wisata ternama di Kota Batu, Jawa Timur.
Diajak DJ W&W Tur ke Eropa
Alumnus jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Negeri Malang (UNM) ini lantas bertekad go internasional dengan nama panggung VJ Luwky. Untuk memuluskan rencananya, beberapa karyanya dia unggah di platform media sosial pribadi hingga dia mencoba menemui salah satu artis VJ ternama, Vello Virkhaus.
"Itu di tahun 2015 waktu itu ada Ultra Music Festival di Bali. Saya nekat berangkat pakai uang tabungan, mencoba menemui si Vello ini. Tapi ternyata si Vello ini nggak datang, karena sakit dan digantikan oleh Grand Davis. Tapi saya pun akhirnya ketemu sama Grand Davis ini, sempat ngobrol-ngobrol," katanya.