sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Eks Suster Alih Profesi Jadi Petani Holtikultura, Kini Sukses Menjadi Distributor Sayuran

Inspirator editor Kurnia Nadya
13/04/2023 11:36 WIB
Imas Wartisih tak punya latar belakang pertanian, namun berhasil menggarap lahan dan menjadi petani holtikultura.
Eks Suster Alih Profesi Jadi Petani Holtikultura, Kini Sukses Menjadi Distributor Sayuran. (Foto: MNC Media)
Eks Suster Alih Profesi Jadi Petani Holtikultura, Kini Sukses Menjadi Distributor Sayuran. (Foto: MNC Media)

IDXChannel—Memiliki latar belakang sebagai perawat, tidak mengendurkan niat Imas Wartisih untuk terjun ke dunia pertanian. Pemudi milenial asal Ciwidey, Kabupaten Bandung, ini sukses menjalani bisnis pertanian hortikultura dengan berbagai jenis tanaman sayuran yang berkualitas.

Dilansir dari channel Youtube Kementerian Pertanian RI (13/4), berawal dari motivasi untuk membantu sang suami menjalankan agribisnis di sektor pertanian, Imas kemudian merasa nyaman dan senang menjalani aktivitas menjadi seorang petani. 

Imas sudah terjun ke dunia pertanian selama enam tahun. Walaupun berlatar belakang pendidikan dari jurusan keperawatan, ia berhasil membuktikan bahwa menjadi petani juga bisa memberikan manfaat untuk banyak orang dan berpotensi mendapatkan profit yang besar.

“Mungkin sebagai perawat saya hanya bisa merawat orang yang sakit, tetapi ketika menjadi petani, saya bisa bermanfaat untuk orang lebih banyak lagi, tentunya dalam penyediaan sumber pangan di Indonesia,” jelas Imas.

Imas menggarap pertanian hortikultura dengan tanaman baby buncis, sawi putih, dan tomat di lahan seluas 2 hektare. Lahan itu merupakan sewaan dari pihak perkebunan di Ciwidey. Ia memutuskan untuk menyewa lahan karena selain untuk efisiensi biaya modal, juga agar terjalin kolaborasi antara pihak-pihak yang bergerak di bidang pertanian.

“Karena saya juga mengefisiensikan biaya dan sebagainya gitu kan, kemudian adanya kolaborasi, karena saat ini zamannya kan kolaborasi, bahkan mungkin nanti saya juga melakukan pertanian terpadu dengan menggabungkan sektor pertanian dan peternakan, seperti itu,” tutur Imas.

Saat ini Imas memasarkan langsung sayuran hasil pertaniannya ke perusahaan, distributor sayuran, hotel, dan bahkan langsung ke konsumen via online. Untuk memenuhi permintaan pasarnya tersebut, Imas telah memiliki beberapa mitra tani yang tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Bandung. 

Sistem pemupukan yang dipakai Imas pada pertaniannya adalah dengan menggunakan pupuk organik. Ia juga rutin melakukan perawatan pada tanamannya demi menghasilkan produksi yang bagus sesuai dengan spesifikasi pasar.

Menurut Imas tanaman sayur organik memiliki kelebihan-kelebihan yang dapat dirasakan langsung baik oleh konsumen ataupun petani. 

“Sayuran organik itu selain menyehatkan untuk konsumen, keuntungannya juga bisa dirasakan petani ketika kita diberikan harga yang sudah pasti dan melebihi tinggi dari harga produksinya, sehingga bisa menjamin keuntungan para petani gitu,” ucap Imas.

Sempat diremehkan saat awal mula memutuskan untuk bertani oleh keluarga dan rekan semasa kuliahnya, Imas yang seorang perempuan dengan kerja keras dan tanpa rasa malu sangat bangga bisa menjadi seorang petani, Ia juga menjalani pekerjaannya sebagai petani dengan rasa senang sekaligus bisa menjadikan bertani sebagai self healing untuk dirinya.

“Saya sangat bangga menjadi seorang perempuan yang mau ikut terjun ke pertanian, karena yang saya rasakan ya disamping mendapat keuntungan saya juga merasakan self healing saya gitu kan,” ungkapnya.

Terakhir Imas juga berpesan kepada petani milenial untuk terus menjalankan usahanya di pertanian dengan lebih modern dan pandai mengambil peluang yang ada demi kemajuan perekonomian di lingkungan sekitarnya.

Itulah sedikit kisah sukses pemudi milenial asal Ciwidey Kabupaten Bandung yang sukses menjalani bisnis pertanian hortikultura dengan berbagai jenis tanaman sayuran yang berkualitas. (NKK)

Penulis : Rizky Aulia

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement