“Sejak saat itu saya mantap ingin berwirausaha,” ujarnya.
Mansur mengatakan dalam kondisi itu dia masih menyalurkan hobi penelitian dan menuangkan hasilnya ke dalam tulisan. Saat itu dia menulis tentang olahan sabut kelapa (cocomesh) yang menjadi titik awal dia berani berusaha.
Dari tulisan itu dia mendapat tantangan dari PT Freeport tentang produk cocomesh berupa jaring sabut kelapa untuk reklamasi tambang. Mereka minta dikirimi sampel produk yang ditawarkan dan ternyata sambutannya cukup bagus. Sejak saat itulah mereka minta dikirimi produk ini.
“Dari situ saya melakukan riset lain dan menuangkan ke dalam prototipe mesin,” katanya.
Mansur juga membuat blog dengan nama rumah mesin yang berisi tulisan tentang produk mesin. Dari situlah dia banyak mendapatkan pasar dan pesanan. Hanya saja perusahaan yang dijadikan mitra tidak konsisten dalam memproduksi, sehingga kadaang konsumen komplain terkait kualitas produk.
Akhirnya pada 2015 dia memutuskan membuat produk sendiri yang dikerjakan empat orang teman-temannya. Usaha ini terus berjalan hingga tiga tahun dan terus berkembang sehingga mendirikan rumah mesin.