Manusia tidak dianjurkan untuk memusatkan hidupnya pada harta kekayaannya. Alih-alih terfokus pada hartanya, manusia justru dianjurkan untuk menggunakan hartanya di jalan Allah SWT untuk berbuat kebaikan terhadap sesamanya.
Ajaran Islam juga menuntun manusia agar menjalankan upaya-upaya pencarian nafkah dengan cara yang halal dan baik, tanpa mencurangi dan merugikan lain. Sebab apa yang dimakan oleh tubuh, akan mendarah daging dalam diri manusia.
Buya Hamka juga dikenal dengan perspektifnya dalam kesederhaan yang menginspirasi. Mengutip Tanwir (26/3), Buya Hamka pernah menuturkan dalam salah satu bukunya tentang bentuk kesederhanaan dalam hidup.
“Dapat makan dua kali sehari, pakaian dua persalinan, rumah yang cukup udaranya untuk tempat diam, dapat menghisap udara dan bergerak, kita sudah dapat hidup. Cuma nafsu jugalah yang meminta lebih dari itu. Sehingga dalam memenuhi keperluan hidup, kerapkali manusia lupa akan kesederhaan,”
Dari situ Buya Hamka mengajarkan bahwa harta benda yang dibutuhkan manusia tidaklah banyak. Selama cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok, maka manusia sudah bisa disebut sejahtera.