Pindah Kerja Sambil Tetap Berinvestasi Saham
Pada tahun 1990, banyak Bank baru yang buka dan melakukan ekspansi. Lo Kheng Hong pun memutuskan pindah kerja. Beliau masuk sebagai staf bagian pemasaran di Bank Ekonomi.
Pada tahun ini pun Lo Kheng Hong mendapatkan kenaikan gaji yang signifikan, dari Rp300.000 per bulan menjadi Rp900.000 (naik 200%).
Lo Kheng Hong aktif menggaet nasabah-nasabah lamanya ke Bank baru tersebut, dan setelah setahun bekerja, mendapat promosi menjadi kepala cabang dengan kenaikan gaji yang lumayan.
Lo Kheng Hong tidak menjadi boros dengan kenaikan gaji yang ia terima, dan hidupnya pun tetap hemat. Gajinya tetap ia sisihkan untuk membeli saham, hingga akhirnya pada tahun 1996, tepat 17 tahun bekerja, beliau memutuskan untuk berhenti agar bisa fokus menjadi investor saham.
Beliau berani melakukan hal ini karena mendapatkan keuntungan lumayan dari hasil berinvestasi saham, dan sudah memiliki cukup pengalaman selama 7 tahun di bursa saham.
Hidup Berhemat dalam Perencanaan
Dalam menjalani kesehariannya, sejak dahulu Lo Kheng Hong hidup sangat hemat sehingga masih memiliki dana untuk membeli saham. Beliau hanya naik mobil butut Mitsubishi Minicab 700cc, yang harganya murah meriah.
Prinsip yang beliau anut dalam memilih mobil yaitu: ”Beli mobil cukup yang seharga sepeda motor, yang penting jalannya maju”.
Lo Kheng Hong pun mengakui bagaimana tidak nikmatnya ia naik mobil yang ia beli. Namun meskipun hidup kurang nikmat, Lo Kheng Hong sadar untuk menunda kenikmatan demi menggapai sesuatu yang besar pada masa depan.
Dengan berlatih untuk menunda kenikmatan. Lama-kelamaan hal tersebut menjadi kebiasaan atau gaya hidup. Hal yang dapat dipelajari disini adalah, salah satu langkah penting untuk meraih kesuksesan keuangan adalah dengan belajar menikmati menunda kenikmatan.
Itulah kisah sukses Lo Kheng Hong yang dahulunya merupakan seorang pegawai Tata Usaha dan kini menjadi seorang miliuner. Semoga dengan cerita di atas menambah inspirasi Anda. (MYY)