sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jatuh Bangun Penjual Kelapa, Pernah Terjerat Pinjol hingga Rp100 Juta

Inspirator editor Yulistyo Pratomo
27/06/2023 17:01 WIB
Satria, memulai usaha pertamanya dengan membuka warung bernama Ratu Degan, di sana dia menjual buah durian.
Jatuh Bangun Penjual Kelapa, Pernah Terjerat Pinjol hingga Rp100 Juta (FOTO:Dok Yulistyo Pratomo))
Jatuh Bangun Penjual Kelapa, Pernah Terjerat Pinjol hingga Rp100 Juta (FOTO:Dok Yulistyo Pratomo))

IDXChannel - Tidak mudah untuk menjadi seorang entrepreneur, setidaknya harus merasakan jatuh bangun saat menjalankan dan menjaga sebuah usaha agar tetap berkelanjutan.

Hal ini juga dirasakan betul oleh seorang pedagang produk olahan kelapa di bilangan Jakarta Selatan bernama Satria S. Salim.

Proses yang dilaluinya cukup berat. Bahkan, seluruh uang modal yang dipersiapkannya betul-betul habis tanpa bersisa akibat ditipu oleh supplier, bahkan dibawa kabur oleh karyawannya sendiri.

Satria, memulai usaha pertamanya dengan membuka warung bernama Ratu Degan, di sana dia menjual buah durian. Sayangnya, barang yang dikirimkan oleh supplier tersebut sesuai dengan ekspetasi, bahkan buah yang diterima masih terlalu mudah atau busuk.

Gara-gara itu, dia harus menanggung kerugian karena buah yang diterima tidak dapat dijual. Meski beberapa kali mencoba inovasi produk, namun sayangnya tak disambut dengan baik oleh pasar.

"Hingga akhirnya uang modal saya Rp40 juta habis, saya pernah pegang cuma Rp50 ribu, inget saya tuh," kenang Satria saat ditemui tim IDX Channel di warungnya, kawasan Rempoa, Jakarta Selatan, Selasa (27/6/2023).

Gara-gara itu, dia pernah terjebak dalam lingkaran pinjaman online dengan nilai hingga Rp100 juta. Namun, hal itu tidak membuatnya menyerah untuk menjadi pengusaha dan dana pinjaman tersebut digunakan kembali untuk modal usaha.

Merasa gagal untuk berjualan durian, dia kemudian beralih menjadi penjual buah-buahan pasar dengan bantuan salah seorang sahabatnya bernama Leon. Dia mendapatkan pinjaman berupa aset yang kemudian digunakan sebagai lapak berdagang.

Sebagai penjual buah-buahan, ekonominya perlahan mulai membaik, sebelum akhirnya fokus menjadi pedagang minuman kelapa. Namun, musibah kembali dirasakannya, di mana salah satu karyawan membawa kabur uang tunai yang sedianya digunakan untuk melakukan pembayaran.

"Saat bayar, saya kaget sudah tidak ada. Sekira ada Rp12 juta. Alhamdulillah suplier mau terima, saya bisa bayar tapi perlahan. Uang yang hilang juga kembali meski perlahan, karena keluarganya (karyawan yang kabur) mau bertanggung jawab," ungkap dia.

Gara-gara kejadian itu, dia secara perlahan berupaya keras untuk mengubah sistem dagang konvensional, yakni pembayaran dengan uang tunai, atau offline. Alasan itu membuatnya mencari sistem parkir uang yang pas melalui internet maupun YouTube.

"Ini menarik, kenapa saya beralih ke Online dan memilih Bank Jago? Karena pengalaman itu saya berpikir transaksinya harus online, apalagi saya sudah menjadi mitra GoBiz. Saya cari tuh apa yang cocok lewat internet dan YouTube," kata dia.

Menurut dia, ada beberapa fitur yang memberikan kemudahan sehingga memberikan kemudahan dalam menjalankan binisnya, seperti pembagian akun dalam satu rekening, di mana dia bisa memisahkan untuk gaji karyawan, pembayaran ke supplier, dan kepentingan pribadi.

Kini, usahanya kembali membaik. Bahkan, pernah mendapatkan omzet sebanyak Rp20 juta dalam satu hari saat Ramadan. Sedangkan pada hari-hari biasa penghasilannya nila dirata-rata bisa mencapai Rp5 juta per hari.

"Pernah saya melayani sampai 3 ribu butir sehari," lanjutnya. Satria percaya, masih banyak pengusaha yang merasakan struggle atau kesulitan saat menjalani usahanya. Namun, dengan ketekunan dan perjuangan, kejatuhan atau kerugian pasti akan berbalik menjadi keuntungan dan keberhasilan.

Jika Satria bisa melakukannya, bagaimana dengan anda?


(SAN)

Advertisement
Advertisement