Pada awalnya, pria kelahiran Singapura ini bekerja untuk perusahaan konstruksi milik ayahnya yang ada di Singapura. Ketika remaja, Low Tuck Kwong lantas pindah ke Indonesia yakni pada tahun 1972.
Ia lantas mendapatkan peluang besar setelah membeli tambang pertamanya pada tahun 1997. Hingga saat ini, perusahaan pertambangan miliknya yakni Bayan Resources terus mengalami peningkatan kinerja dan keuangan yang cukup pesat.
Sepanjang tahun 2022, BYAN tercatat mengalami peningkatan pendapatan yang fantastis. Berdasarkan laporan Forbes, BYAN meraih pendapatan dan laba yang lebih banyak dibanding tahun sebelumnya yakni dengan pendapatan lebih dari dua kali lipat dan laba hampir empat kali lipat.
Selain itu, harga saham BYAN juga tercatat naik lima kali lipat sejak awal 2021 dan naik tiga kali lipat di tahun 2022 ini. Kenaikan ini tentu saja turut mendorong nilai saham milik Low Tuck Kwong.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (8/12/2022), Low Tuck Kwong tercatat menguasai sebanyak 20.311.572.870 saham atau sebanyak 60,93% dari total keseluruhan saham yang ada. Lonjakan harga saham BYAN tentunya membantu pria berusia 74 tahun ini sebagai pemilik saham mayoritas meraih kekayaan yang melimpah.