Kepemilikan Djarum di struktur saham BCA kian membesar seiring tahun berjalan. Pada 2017, lewat PT Dwimuria Investama Andalan, keluarga Hartono akhirnya menguasai kepemilikan saham BCA dengan persentase 50% lebih.
Pada 2003, Armand pernah bertemu dengan Presdir BCA Djohan Emir Setijoso, saat itu merupakan awal-awal divestasi BCA setelah Farindo Investment sudah memenangkan tender, dan mendiskusikan potensi bisnis BCA.
“Ini perusahaan yang sudah publik, yang paling penting produknya berpusat pada manusia. Tapi juga harus dikembangkan, mau dibawa ke mana ini? Lalu beliau bilang, ‘Kamu cocok lho di BCA.’ Wah, ini saya mau di-hijack,” guraunya.
Setahun kemudian, akhirnya Armand memutuskan untuk bergabung dengan BCA. Awalnya, ia tak berekspektasi apa-apa terhadap perusahaan tersebut. Rupanya, BCA memiliki kompleksitas yang tinggi.
“Dari tahun 2004, pengalaman saya di BCA itu berkah. Setiap hari belajar dan bertemu dengan teman-teman baru,” kata Armand.