Saat rombongannya tiba di Kairo, ia bertamu ke kediaman sultan Mesir. Lalu rombongannya saat itu membagi-bagikan emas dalam jumlah besar begitu saja di sana, sampai-sampai harga emas di Mesir menurun drastis hingga 12 tahun setelahnya.
Cerita tentang kemurahan hatinya ini terdengar hingga Eropa. Seorang kartografer asal Spanyol, membuat the Catalan Atlas pada 1375, menggambarkan Afrika Barat yang dikuasai Musa Mansa yang digambarkan duduk di singgasana dengan memegang emas batangan.
Setelah publikasi The Catalan Atlas, Mansa mulai dikenal dan melegenda dalam benak peradaban kuno sebagai sesosok yang sangat kaya raya dan murah hati.
Sepulangnya dari Mekkh, Mansa merevitalisasi kota-kota dalam naungan kerajaannya. Ia membangun masjid, perpusataan, dan bangunan-bangunan lain di Gao dan Timbuktu. Pada abad ke-14, Timbukti menjadi pusat pembelajaran Islam terbesar berkat Mansa. Reputasi kerajaannya pun meningkat berkat dirinya.
Demikianlah kisah inspiratif tentang kemurahan hati seorang raja kaya raya, Mansa Musa, yang menggunakan kekayaannya secara cuma-cuma untuk orang-orang yang membutuhkan. (NKK)