Pada awal memulai usaha laundry, Agung sempat menerima penentangan dari orangtuanya. Orangtua agung menilai apabila anaknya terus menggeluti usaha laundry, maka karir Agung tidak akan berkembang. Namun, Agung terus membuktikan bahwa dia bisa sukses di usaha laundry tersebut.
“Ya, akhirnya saya minta waktu lah ke orang tua, untuk membuktikan saya bisa sukses di sini. Akhirnya barulah orang tua kasih dukungannya, lah,” tutur Agung.
Agung pun akhirnya berhasil membuktikan, di mana pada 2007-2008 outlet laundry kiloannya bisa tumbuh sampai 30 cabang. Agung menerapkan bentuk kerjasama franchise pada usaha laundrynya itu.
Rombak Bisnis Menjadi Berbasis Syariah
Seiring waktu berjalan, pada 2012 Agung mulai bergabung dengan Komunitas Pengusaha Muslim di Yogyakarta. Di sana ia mulai belajar mengenai jual beli, akad-akad islami, dan juga Riba’.
Dari sanalah akhirnya ia menjalani proses hijrah. Perlahan ia mulai mengubah nilai-nilai yang digunakan dalam menjalani bisnisnya dengan hukum serta aturan dalam Islam. Ia juga mulai merombak akad-akad dalam bisnisnya.