Di usianya ke 16, Daniel bahkan mencoba melamar ke Google. Sayangnya ia ditolak lantaran tidak memiliki ijazah. Sampai Daniel mencipatakan masin pencari sendiri, namun hasilnya gagal.
Akhirnya ia memilih untuk melanjutkan pendidikan ke universitas, sayangnya dia di drop out di tahun pertama. Namun ia berhasil membangun sistem yang dapat menghasilkan USD2 juta.
Bahkan di usianya yang ke 23, Daniel merasakan banyak kemewahan finansial seperti punya apartemen di Stockholm, dan pergi ke tempat dengan layanan VIP. Sayangnya kemewahan ini tidak memberinya kebahagian.
Ia terus merasa depresi, sampai akhirnya meninggalkan kehidupan mewahnya. Bahkan teknologi yang selama ini menurutnya membawa kebahagian, tidak lagi terasa. Hingga ia mulai mencari kenyamanan pada musik.
Daniel bertemu Martin Lorentzon, mantan direktur perusahaan tempat dia bekerja. Saat itu Martin juga merasa tidak bahagia dalam hidupnya dan keluar dari pekerjaannya.