“Saya berfikir, bagaimana caranya kita berternak enggak cuma tinggal keringet tapi ada hasilnya dan ada untuk kedepannya. Akhirnya berinovasi dengan pakan hayati,” tutur Qonny.
Pakan hayati adalah pakan ayam yang sudah dicampur dengan hijauan yang diambil di lingkungan sekitar. Pakan ini juga telah diuji keamanannya di balai peternakan setempat. Qonny bahkan meminta dinas setempat untuk menguji manfaat nutrisi pada pakan hayati yang ia racik.
Saat ini permintaan ayam bisa mencapai 10.000 ekor per minggu, tetapi karena Qonny belum bisa memenuhi jumlah sebanyak itu, saat ini ia fokus dalam program pembibitan dan menjual indukan juga DOC, ia juga bekerja sama dengan mitra lainnya yang fokus pada perdagingan.
"Kalau untuk calon indukan, jantan saya jual ada yang Rp150.000/ekor, ada yang Rp400.000/ekor. Kalo betina, saya jual usia per minggu dikali Rp6.000, usia yang bagus itu dari 20 minggu sampai minggu berikutnya. Tinggal dikali," katanya.
Artinya, jika Qonny menjual calon indukan betina usia 20 minggu, ia akan mendapatkan hasil Rp120.000 per ekor. Qonny menjual bibitnya dalam paketan. Ada yang satu paket berisi satu jantan dan empat betina, harganya bisa sekitar Rp880.000/paket. Namun jika paketnya berisi ayam yang sudah produktif (bertelur), harganya bisa dibanderol Rp5 juta per paket.